Selasa, Oktober 25, 2011

Terapi Hiper barik

penggunaan medis oksigen di tingkat yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Peralatan yang dibutuhkan terdiri dari ruang tekanan, yang mungkin konstruksi kaku atau fleksibel, dan sarana untuk memberikan 100% oksigen. Operasi dilakukan untuk jadwal yang telah ditetapkan oleh personil terlatih yang memonitor pasien dan dapat menyesuaikan jadwal seperti yang diperlukan. HBOT ditemukan awal digunakan dalam pengobatan penyakit dekompresi, tetapi telah menunjukkan efektivitas besar dalam mengobati kondisi seperti gangren gas dan keracunan karbon monoksida. Penelitian yang lebih baru telah memeriksa kemungkinan bahwa hal itu juga mungkin memiliki nilai untuk kondisi lain seperti cerebral palsy dan multiple sclerosis, tetapi tidak ada bukti yang signifikan telah ditemukan

 INDIKASI MEDIS

Ada sejumlah indikasi medis yang dapat dirujuk untuk mendapatkan perawatan hiperbarik, yaitu:

* Autis

Anak yang mengalami autis dapat menjalani terapi hiperbarik. Tentunya bukan sebagai terapi utama, melainkan terapi tambahan. Seperti diketahui, anak autis cenderung memiliki imunitas tubuh yang menurun. Lantaran itu, faktor alergi dan terkena infeksi cukup tinggi. Nah, terapi hiperbarik dapat mengurangi gangguan alergi yang dialami. Selain itu, terapi ini dapat membantu mengatasi gangguan metabolisme otaknya menuju perkembangan yang lebih baik. Memang tetap harus dilakukan juga terapi-terapi lain dan dengan ditambah terapi hiperbarik hasilnya akan menjadi lebih baik. Namun perlu diingat, hasil yang didapat anak autis tentu akan berbeda satu dengan lainnya.

* Cerebral palsy (CP)

Dalam hal ini, terapi hiperbarik juga sebagai pengobatan tambahan. Kelumpuhan atau kekakuan yang biasanya dialami anak dengan kondisi CP secara berangsur-angsur dapat dihilangkan melalui terapi hiperbarik. Demikian pula dengan gangguan kejang, setidaknya dapat diminimalkan. Jadi memang terapi hiperbarik dapat membantu mempercepat proses pemulihan.

* Cedera atau trauma kepala

Pada kasus anak terkena benturan dan sebagainya, dapat dibantu penyembuhannya melalui terapi hiperbarik. Membantu menghindari terjadinya penyumbatan aliran darah di kepala sehingga mengurangi risiko dampak yang lebih parah.

* Patah tulang

Untuk kondisi patah tulang, terapi hiperbarik membantu mempercepat pemulihan. Dapat pula merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru.

* Luka bakar

Dengan terapi hiperbarik, luka yang terjadi pun jadi cepat sembuh. Pertumbuhan jaringan kulit akan mudah terbentuk. Pembuluh darah yang rusak akan terbentuk kembali. Udara bertekanan tinggi yang dipergunakan pada terapi hiperbarik, bisa mempercepat regenerasi sel-sel tubuh.

KOMPLIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Sekali lagi, tak semua anak boleh mendapatkan terapi hiperbarik. Terutama bagi mereka yang kondisi kesehatannya sedang buruk. Perlu disadari bahwa penggunaan terapi hiperbarik dapat menyebabkan komplikasi dan kontraindikasi. Dengan kata lain, terapi hiperbarik, seperti halnya pengobatan lain, disamping memberikan faedah juga mungkin menimbulkan komplikasi dan kontraindikasi.

1. KONTRAINDIKASI

* Kontraindikasi absolut

Yang tak boleh sama sekali menjalani terapi hiperbarik yaitu pasien dengan kondisi pneumothoraks karena dapat menimbulkan kematian.

* Kontraindikasi relatif

- Demam tinggi
Demam dapat memicu terjadinya keracunan oksigen sehingga menimbulkan kejang. Maka sebelum menjalani terapi hiperbarik, upayakan menunggu suhu badan anak turun sampai kondisinya normal.

- Infeksi Saluran Napas Atas (ISNA)

Anak dengan kondisi ISNA dikhawatirkan akan mengalami barotrauma telinga dan gangguan sinus.

- Fobia ruangan tertutup

Anak yang takut atau fobia terhadap ruangan tertutup bisa saja panik sehingga proses terapi tak berjalan dengan baik.

- Kejang

Anak yang mengalami gangguan kejang, saat menjalani terapi hiperbarik dapat saja kambuh.

- Lesi asimtomatik pada paru
Terapi hiperbarik sebaiknya tidak dilakukan jika foto rontgen dada menunjukkan ada gambaran lesi, yaitu sesuatu/massa yang tumbuh seperti tumor.

- Riwayat pernah bedah toraks/dada dan telinga
Pasien harus menjalani evaluasi menyeluruh sebelum terapi hiperbarik.

-Tumor

Konon, terapi hiperbarik dapat memicu pertumbuhan tumor lebih jauh. Hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli medis.

2. KOMPLIKASI

Berikut ini beberapa komplikasi akibat terapi hiperbarik:

* Barotrauma telinga

Gangguan ini paling sering terjadi. Salah satu penyebab adalah ketidakseimbangan tekanan antara udara telinga tengah dengan udara luar pada saat terapi dilakukan.

* Sinusitis

Sinus adalah rongga-rongga fisiologis di sekitar tulang wajah. Sinusitis banyak terjadi karena ISNA. Jika hal ini terjadi, terapi hiperbarik harus ditunda. Antibiotik dan nasal decongestan bisa diberikan.

* Miopia dan katarak

Miopia atau rabun jauh merupakan komplikasi yang biasanya terjadi saat awal pengobatan hiperbarik. Sedangkan katarak merupakan komplikasi akibat pengobatan jangka panjang.

* Barotrauma Paru

Terapi hiperbarik dapat memicu terjadinya robek paru (lung rupture), emboli udara, atau pneumotorax. Tanda terjadinya robek paru yaitu nyeri dada dan sesak napas. Jika hal ini terjadi, hentikan terapi hiperbarik.

Terapi hiperbarik seperti halnya pengobatan lain sama-sama harus diberikan dengan dosis tertentu, disertai indikasi dan kontraindikasi, serta komplikasi dan lain-lain. Dengan diketahuinya hal-hal tersebut diharapkan dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan sehingga tak terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
AWALNYA HANYA UNTUK PENYELAM

Semula terapi ini hanya digunakan untuk membantu para penyelam yang mengalami penyakit dekompresi. Jika menyelam dengan kedalaman 10 meter atau lebih maka tekanan udara semakin meningkat. Nah, seiring dengan meningkatnya tekanan udara, nitrogen akan bertambah banyak dan larut dalam pembuluh darah. Alhasil, penyelam mengalami gangguan yang disebut dekompresi.

Penyakit ini menunjukkan berbagai gejala seperti pegal, tuli, nyeri otot sendi dan tulang bahkan kelumpuhan. Inti masalahnya adalah karena gelembung-gelembung udara di dalam pembuluh darah menyumbat aliran darah ke berbagai aliran tubuh. Melalui terapi ini akhirnya banyak penyelam yang dapat diselamatkan atau disembuhkan karena larutnya gelembung nitrogen tersebut dan kadar oksigennya meningkat lagi sehingga pembuluh darah pun kembali lancar. Nah, seiring perjalanan waktu, terapi ini rupanya berguna juga untuk membantu mengobati berbagai penyakit.

Radikal bebas
adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.

Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme,[rujukan?] tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.[rujukan?]

Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi.[rujukan?] Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan[rujukan?] tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat,[rujukan?] hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini.[rujukan?] Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tuliskan NAMA anda dan NO SPAM